Estimasi Redaman Hujan untuk Aplikasi Teknik Diversity pada Gelombang Millimeter untuk Implementasi Wireless Broadband

Peningkatan layanan akses pita lebar berbasis nirkabel atau Broadband Wireless Access (BWA) yang meng- gunakan frekuensi diatas 10 GHz sehingga untuk implementasi sistem komunikasi BWA diperlukan adanya estimasi redaman hujan. Estimasi redaman hujan SST multilink dipengaruhi beberapa faktor yaitu intensitas hujan sebagai fungsi waktu, data cuaca berupa kecepatan dan arah angin serta letak suatu link digunkan untuk mengimplemantasikan teknik diversity menggunakan teknik combining SC, EGC dan MRC dengan panjang link sama dan sudut antar link lebih dari 900 dan direkomendasikan dengan teknik Selection Combining (SC) mampu memberikan diversity gain sampai 8 dB untuk panjang link 1 km, diversity gain sampai 17 dB untuk panjang link 2 km dan diversity gain sampai 28 dB untuk panjang link 3 km. Untuk outage probability 0,01% perhitungan diversity gain menggunakan redaman hujan SST mendekati diversity gain menggunakan pembangkitan redaman hujan yang berkorelasi spatial berdasarkan data Surabaya model Morita-Higuti yang menunjukkan bahwa redaman hujan SST mampu mengestimasi diversity gain pada kondisi hujan yang deras

Performance Analysis of Scheduling Schemes for Femto to Macro Interference Coordination in LTE-Femtocell Deployment Scenario

Deploying femtocells that have low power level in LTE with small coverage area is an alternative solution for mobile operators to improve indoors network coverage area as well as system capacity. However deploying femtocells (HeNB) that were used co-channel frequency, can be brought about interference problem to the Macro BTS (eNB). Close Subscriber Group (CSG) of HeNB allows only User equipment (UE) to access HeNB. HeNB is the source of interference for UE who cannot access it. Therefore it is necessary for interference coordination methods among the HeNB and eNB. The methods are ICIC (Intercell Interference Coordination) and eICIC (enhanced Intercell Interference Coordination).  This paper proposed performance analysis of scheduling schemes for Femto to macro interference coordination that allocated resource in the frequency and time domain using LTE-Femtocell suburban and urban deployment scenario. Simulation result using ICIC methods can improve SINR performance 15.77 % in urban and 28.66 % in suburban, throughput performance 10.11 % in urban and 21.05 % in suburban. eICIC methods can improve SINR performance 17.44 % in urban and 31.14 % in suburban, throughput performance 19.83% in urban and 44.39 % in suburban.The result prove using eICIC method in time domain resource have better performance than using ICIC method in frequency resource. However using eICIC method in suburban deployment scenariocan increase the performance of SINR and throughput more effective than using eICIC method in urban deployment scenario

Analisa Frekuensi Scaling Pada Redaman Hujan Terhadap Propagasi Gelombang Milimeter

In this final project, rain attenuation is predicted in PENS �ITS environment by synthetic storm technique. Wind angle and wind speed are needed as parameters to find rain attenuation beside rainfall rate. Rainfall rate data is measured by rain gauge tipping bucket. Wind data is came from Badan Meteorologi dan Geofisika Juanda Surabaya. Then that data will be processed until we get value of rain attenuation. This rain attenuation become main data to inserted in frequency scaling method, in this case use Simple Power Law Model and ITU-R. From those model we will get value of frequency scaling (n). This value is different each other beside of frequency (10 until 40 Ghz).From that frequency range we get constant n value, its mean that method is good using as rain attenuation predictor for other frequency, which rain attenuation data for that frequency still few or nothing

Sistem Komunikasi Data Pada Pengukur Curah Hujan dan Kecepatan Angin Menggunakan Frekuensi Radio 2,4 GHz

Indonesia merupakan negara kepulauan yang beriklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi dan akan mengakibatkan debit air pada drainase, saluran air dan sungai akan meningkat dan apabila sudah melebihi kapasitasnya akan mengakibatkan terjadinya banjir. Bisa dibayangkan berapa kerugian yang diderita oleh masyarakat dan pemerintah akibat terjadinya musibah banjir ini. Untuk menghindari dan mengurangi kerugian yang besar diperlukan informasi yang akurat dan cepat berupa prediksi awal informasi curah hujan pada masing-masing wilayah secara real time. Untuk itu dibuatlah Peralatan Pengukur Curah Hujan dan arah angin yang terintegrasi Berbasis Radio freuensi (RF) menggunakan frekuensi 2,4 GHz. Peralatan ini terdiri dari sensor utama yaitu rain gauge dan anemoneter yang akan diintegrasikan dengan modul komunikasi radio frekuensi (RF) oleh mikrokontroler. Peralatan ini akan diintegrasikan dengan database pada server untuk menyimpan data curah hujan dan arah angin sehingga dapat diakses melalui WEB. Peralatan ini akan membatu proses pengukuran curah hujan dan arah angin secara otomatis yang dapat diakses secara cepat dan akurat

Analysis of Energy Consumption Using Sequential to Better Signal (SBS) Scheme for Green Celluler Network

Over time, cellular communication technology developed significantly from year to year. This is due to increasing the number of users and the higher needed. To overcome this problem, many providers increase the number of new base station installations to fill up the customer's needed. The increase number of base stations does not take into account the amount of power consumption produced, where in the cellular network Base Stations (BS) are the most dominant energy consuming equipment estimated at 60% - 80% of the total energy consumption in the cellular industry. In addition, energy waste often occurs in the BS where the emission power will always remain even if the number of users is small. Power consumption and energy savings are important issues at this time because they will affect CO2 emissions in the air. This paper proposes to save energy consumption from BS by turning off BS (sleep mode) if the number of users is small and distributed to other BS (neighboring BS) which is called cell zooming technique. The cell size can zoom out when the load traffic is high and zoom in when the load traffic is low. To determine the central BS and neighboring BS, a sequential to better signal (SBS) scheme is used where this scheme sorts neighboring BS based on the SINR value received (user). The results of this research, base station can be able to save energy 29.12% and reduce CO2 emission around 3580 kg/year.  It means saving energy consumption which is also reducing air pollution occurs and this term can be named as green cellular network.&nbsp

Performance Analysis of Cell Zooming Based Centralized Algorithm for Energy Efficient in Surabaya

The cellular subscribers’s growth over the years increases the traffic volume at Base Stations (BSs) significantly. Typically, in central business district (CBD) area, the traffic load in cellular network in the daytime is relatively heavy, and light in the daynight. But, Base Station still consumes energy normally. It can cause the energy consumption is wasted. On the other hand, energy consumption being an important issue in the world. Because, higher energy consumption contributes on increasing of emission. Thus, it requires for efficiency energy methods by switching BS dynamically. The methods are Lower-to-Higher (LH) and Higher-to-Lower (HL) scheme on centralized algorithm. In this paper propose cell zooming technique  which can adjusts the cell size dynamic based on traffic condition. The simulation result by using Lower-to-Higher (LH) scheme can save the network energy consumption up to 70.7917% when the number of mobile user is 37 users and 0% when the number of mobile user is more than or equal to 291 users. While, Higher-to-Lower (HL) scheme can save the network energy consumption up to 32.3303% when the number of mobile user is 37 users and 0% when the number of mobile user is more than or equal to 292 users. From both of these schemes, we can analyze that by using Lower-to-Higher (LH) scheme reduces energy consumption greater than using Higher-to-Lower (HL) scheme. Nevertheless, both of them can be implemented for energy-efficient method in CBD area. Eventually, the cell zooming technique by using two schemes on centralized algorithm which leads to green cellular network in Surabaya is investigated

ANALISA PERFORMANSI JARINGAN HSPA DAN EVDO 1x DALAM KERETA API BERGERAK

Abstrak Saat ini kebutuhan  akses internet sangat  tinggi tak terkecuali  pada alat transportasi  seperti kereta api. Teknologi jaringan nirkabel wireless HSPA dan EVDO menjadi pilihan karena memberikan kecepatan akses yang tinggi.  Akan tetapi  komunikasi  wireless  rentan  terhadap  kondisi  lingkungan  dan bergantung  pada  jaringan  Node B  yang  ada sehingga kegagalan koneksi, oleh karena itu diperlukan monitoring performansi  jaringan. Metode  yang digunakan dengan  melakukan  pengukuran  data  diatas  kereta  api  disepanjang  rute  rute  Surabaya-Malang   dan  Surabaya- Lamongan menggunakan software TEMS dan Wireshark. Hasil yang diperoleh pada rute Surabaya-Malang  Provider B pada  teknologi  HSPA  yang  memiliki  kestabilan  coverage  dan  throughput  paling  tinggi  sebesar  731,21  Kbps sedangkan  Provider  C berteknologi  EVDO  belum  menunjukkan  performansi  tinggi  karena  throughputnya  hanya bekisar 70-141 Kbps. Sedangkan untuk rute Surabaya-Lamongan  Provider A juga memiliki tingkat kesuksesan akses data  yang  lebih  tinggi dengan  throughput  tertinggi  1088,41  Kbps  sedangkan  Provider  C untuk  EVDO  memiliki cakupan  wilayah  akses  data  lebih  besar  dengan  throughput  422,9  Kbps.  Sehingga  ketersedian  jaringan  dan perencanaan cell yang baik menjadi tolak ukur keberhasilan jaringan terutama pada daerah sub urban. Kata kunci : HSPA, EVDO, Train, KPI, Throupu

العبارات الاصطلاحية في القرآن الكريم (دراسة تحليلية دلالية في سورة آل عمران) / The Idiom in al-Qur’an al-Karim (Semantic Analysis in Surah Āl Imran)

تناول هذا البحث  العبارة الاصطلاحية  في سورة آل عمران وهذه العبارة  مزيج من كلمتين لهما معنى خاص. وتهدف هذه الدراسة إلى تحليل معاني الآيات التي تحتوي على العبارة الاصطلاحية في سورة آل عمران. وأما نوع البحث المستخدم في هذه الدراسة فهو البحث المكتبي من حيث إن البيانات الرئيسة مأخوذة من الآيات التي تتضمن معنى العبارة الاصطلاحية في سورة آل عمران والبيانات الثانوية من الكتب المتعلقة بهذه الدراسة مع تحليلها بتحليل المضمون بأسلوب تحليل  البيانات. ونتيجة البحث تشير إلى وجود تسع وعشرين آية تتضمن معاني العبارات الاصطلاحية  بحيث تنقسم هذه العبارة إلى قسمين: أولهما العبارة الاصطلاحية الكلية وهي اثنتا عشرة آية و ثانيهما العبارة الإصطلاحية الجزئية  وهي سبعة عشر آيةالكلمات المفتاحية: العبارات الاصطلاحية الكلية؛ العبارة الإصطلاحية الجزئية؛ دراسة دلاليةAbstract:This research aimed at discussing the verse meanings that contained idioms in Surah Al-Imran. This idiom is defined as a combination of two words that have a special meaning. This type of research applied descriptive literature (library research) based on the Qur'an as the reference, pertinent books, and research journals, and then analyzed the meaning through semantics. The results revealed that there are twenty-nine verses in the surah Al-Imran which contain the meaning of idioms and are divided into two types of idioms: twelve verses of Kulliyah and seventeen verses of Juziyah. 

PERBANDINGAN PREDIKSI REDAMAN HUJAN DENGAN TEKNIK SST DAN ITUR P.530-10

LMDS (Local Multipoint Distribution Service) adalah teknologi Broadband Wireless Access yang menggunakan sinyal microwave yang beroperasi antara 20 � 40 GHz. Di Indonesia penggunaan frekuensi Ku-band memerlukan pengkajian yang cermat, karena frekuensi di atas 10 GHz rentan terhadap hujan, terlebih hujan lebat yang sering melanda Indonesia. Selain itu, semakin besar frekuensi yang digunakan maka redaman yang disebabkan oleh hujan akan semakin besar pula. Sehingga perlu diadakan pengukuran curah hujan untuk menentukan redaman hujan khususnya di daerah Surabaya Dalam tugas akhir ini dilakukan pengukuran intensitas curah hujan di lingkugan kampus PENS dengan menggunakan alat ukur hujan yaitu rain gauge. Pengukuran ini dilakukan dengan waktu sampling 60 detik. Selain itu, diperlukan data kecepatan angin yang diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika Juanda Surabaya. Dengan dua data tersebut, dihitung redaman hujan dengan metode synthetic storm technique (SST). dan hasil dari redaman hujan dianalisa sehingga didapatkan distribusi redaman hujan. Dalam perhitungan redaman hujan dengan metode synthetic storm arah angin harus diperhitungkan karena berpengaruh terhadap besarnya redaman hujan. Distribusi redaman hujan pada metode synthetic storm jika dibandingan dengan distribusi redaman hujan pada metode ITU-R hasilnya berdekatan dengan panjang link yang pendek (maksimum 2 Km) dan pada probabilitas redaman hujan yang lebih besar dari A0.01% distribusi redaman hujan yang dihasilkan dengan metode synthetic storm hasilnya lebih besar dari distribusi redaman hujan yang dihasilkan dengan metode ITU-R. Distribusi redaman hujan yang dihasilkan dapat digunakan untuk menghitung perkiraan link availability pada system komunikasi radio Kata kunci : intensitas curah hujan, redaman hujan, synthetic storm techniqu